Catatan Ramlo R. Hutabarat : Kiat Memerangi Kemiskinan di Tapanuli Utara

Kiat Memerangi Kemiskinan di Tapanuli Utara
Oleh : Ramlo R Hutabarat

Anak negeri Tapanuli Utara masih hidup dengan berselimutkan kemiskinan. Dan saya, tak hendak mengatakannya belum sejahtera atau terbelakang. Pokoknya miskin. Kata ini tentu jelas dan tegas, sebab tak perlu lagi diterjemahkan ini itu. Kalau disebut miskin, semua orang sudah tahu apa maksudnya. Saya memang sudah terbiasa untuk tidak bermulut manis. Situlluk mata ni horbo, kata Orang Batak,atau manis di bibir. Kalau orang lain bilang kekurangan gizi, saya menyebutnya busung lapar. Habis perkara dan kenapa rupanya. 
  
Lilitan kemiskinan gampang disaksikan siapa saja dimana-mana, di se antero bumiTapanuli Utara. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara normatif saja, anak negeri masih saja Senin – Kamis, disi adong disi do habis. Mau membiayai pendidikan putra-putrinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka berutang. Mau berobat apalagi opname di RS ketika menderita penyakit juga ngutang. Bahkan mau berpesta adat pangolihan anak atau manggarar adat juga ngutang. Oalah, mau memulai usaha taninya mereka juga harus mengutang. Tak percaya, cermati saja peri kehidupan mereka disana.  

Apa yang  menyebabkan mereka miskin tentu saja banyak dan banyak sekali. Mau dikatakan mereka tidak memiliki etos kerja, boleh saja.Lihat saja misalnya banyaknya terutama kaum laki-laki yang marlapo-lapo pada jam-jam produktif. Bahkan hingga jelang larut malam pun banyak sekali di antara mereka yang oyong-oyong sedikit dipengaruhi tuak dan pulang ke rumah saat mangkuling sese dan segera gadap. Bercumbu dengan istri pun tak lagi sempat. Oalah.

Tapi saya tidakmelihat persoalan itu secara sederhana. Mereka memang banyak yang kehilangan gairah hidup untuk berusaha karena mengolah tanah selalu bagai main judi belaka.  Boleh jadi misalnya hasil bumi melimpah, tapi harganya selalu berflutuasi tak menentu. Kadang melambung tinggi tapi tak jarang anjlok hingga ke titik yang paling nadir.  Ketika komoditas mereka melimpah harganya melorot tajam tak berimbang dengan ongkos produksi.  Semua ini menjadikan mereka lemah lunglai dan akhirnya malas untuk mengolah tanah. Biar produksi melimpah kalau harga melorot bahkan tak terjual untuk apa ?

Ada lagi persoalan lain, ketika sesungguhnya mereka tidak memiliki modal usaha tani.Kebutuhan keseharian saja selalu terancam, bagaimana pula mau memulai usaha tani. Kalau pun dipaksa-paksa, untuk pengadaan pupuk dan sejenisnya harus ngutang kepada toke-toke pupuk seperti Boru Panjaitan yang di Pasar Sipahutar sana.  Bayar setelah panen, dan sistem yang seperti  ini cenderung merugikan petani. Bobot pupuk sering tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya. Belum lagi pupuk oplosan yang artinya sulo alias palsu. Kerugian tetap berada di pihak petani.

Pemkab Tapanuli Utara selama ini agaknya masih sangat mengabaikan kehidupan anak negerinya yang hidup dari hasil pertanian.  Misi pemerintahan Toluto – Bangkit tempo hari yang meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian, tidak diimbangi dengan sasaran yang nyata dan jelas.  Simak saja pengalokasian dana dari APBDTapanuli Utara dari tahun ke tahun selama pemerintahan Toluto – Bangkit, betapa minimnya kucuran dana untuk sektor pertanian. Padahal – apalagi – hampir 90 persen anak negeri Tapanuli Utara hidup dari hasil pertanian dalam artian luas.

Toluto – Bangkit nampaknya cenderung gemar untuk membelanjakan uang anak negeri untuk bidang pekerjaan umum / infrastruktur. Betul itu tidak salah, tapi terkesan tidak terarah dan asal-asalan.  Pembukaan ruas jalan  pada jurusan Siarang-arang – Pea Tolong misalnya, tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan terkesan sia-sia. Begitu juga pembangunan Patung Yesus di Pea Tolong sepertinya tidak bersentuhan langsung dengan kebutuhan anak negeri. Saya tidak ingin mengajak Anda untukmenyimak Anggaran Belanja Berdasarkan Bidang Kewenangan  yang ada di APBD sekarang disini dengan cara membanding-bandingkan karena akan membuat pening saja.

Yang saya mau simpulkan,  selama pemerintahan Toluto – Bangkit saya menilai sektor pertanian yang menjadi andalan utama anak negeri(tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, peternakan, perikanan serta kehutanan) terlalu diabaikan bahkan terasa dianaktirikan. Padahal, sektor ini sebenarnya sangat strategis untuk dikembangkan karena daerah ini memiliki lahanyang sangat luas (lagi) untuk dijamah dan diolah. Akibatnya ya itu tadi,  anak negeri masih saja hidup dengan berselimutkan kemiskinan.

Toluto – Bangkit (tentu bersama DPRD Tapanuli Utara) lebih cenderung hobbi menggunakan uang rakyatuntuk belanja pegawai yang terkesan menjadi wah dan hura-hura. Mereka lebih cenderung membangun kantor-kantor pemerintahan dengan megah dan mentereng lengkap dengan ragam fasilitasnya. Lihat contoh Kantor Bupati Tapanuli Utara yang dibangun dengan uang senilai Rp 16 miliar lebih belum termasuk mobiliernya. Juga dalam soal pengadaan kendaraan dinas para stafnya. Kalau saya tidak salah, untuk Toluto saja ada lebih dari dua kendaraan roda empat yang dibelinya dengan uang rakyat.  Di mata saya, Toluto terkesan boros dan royal menggunakan dana APBD, dan celakanya  ini mendapat dukungan dari DPRD Tapanuli Utara pula. Sekali lagi, kalau tidak salah lebih dari 60 persen dana APBD Tapanuli Utara digunakan untuk Belanja Pegawai.

Pemkab TapanuliUtara di masa kepemimpinan Toluto memang terkesan tidak berpihak kepada rakyat.Saya tidak tahu memang berapa IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Tapanuli Utara, yang sebenarnya dapat digunakan sebagai ukuran kemiskinan. Saya juga tidak tahu di posisi keberapa IPM Tapanuli Utara untuk tingkat Sumatera Utara, apalagi jika dibandingkan dengan IPM Nasional. 

Tinggi rendahnya IPM kata para akhli dipengaruhi oleh produktivitas mendapatkan dan menciptakanlapangan pekerjaan, pemerataan terhadap akses sumber daya ekonomi, kesinambungan dan pembaharuan  sumber daya, serta pmberdayaan masyarakat. Di luar itu, masih kata para akhli,masing-masing  kebebasan politik, ekonomi dan sosial, kesempatan menjadi kreatif dan produktif, serta kesempatan menikmati kehidupan sesuai dengan harkat rohani dan jasmani.

Pembangunan ekonomi merupakan syarat utama pembangunan manusia, masih kata para pemikir pembangunan, bukan kata saya. Karenanya, di dalamnya terjamin peningkatan produktivitas dan peningkatan pendapatan melalui penciptaan lapangan pekerjaan. Jadi semakin baik pembangunan ekonomi, semakin tinggi pula IPM.

Perkembangan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Dimana, pertumbuhan PDRB suatu daerah merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sementara, pertumbuhan ekonomi Tapanuli Utara jika dilihat berdasarkan PDRB Atas dasar Harga Konstan 2000 pada 2008 sebesar 5, 74 persen sedikit meningkat pada 2009 yaitu menjadi sebesar 4, 98 persen. Sedangkan PDRB per kapita pada 2008 sebesar Rp 11.682.269dan pada 2009 meningkat menjadi sebesar 12.498.057.
Kalau dicermati,sektor pertanianlah yang merupakan kontributor terbesar dalam membentuk PDRBTapanuli Utara. Misalnya pada 2009, kontribusi sektor pertanian ini sebesar 54,74 persen yang diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 14, 38 persen.  Selanjutnya,sektor jasa-jasa dan bagian terkecil adalah sektor pertambangan dan galian
.
Dengan angka-angka ini menunjukkan penggerak utama ekonomi Tapanuli Utara adalah sektor pertanian. Karena itu, laju pertumbuhan ekonomi Tapanuli Utara tentunya terletak pada sejauh mana sektor pertanian digerakkan. 

Sekarang, Toluto – Bangkit sungguh sudah menjadi bagian dari masa lalu belaka. Keduanya juga sekarang hanya ada dalam sejarah saja, masa lalu yang tak elok untuk diingat-ingat. Di pundak Nikson – Mauliate lah sekarang mau apa dan bagaimanaTapanuli Utara, serta akan kemana. Karena itu, paparan saya ini pun saya tulis hanya untuk Nikson – Mauliate saja dan orang-orang yang berpihak kepada kepentingan anak negeri daerah ini.

Kalau dilihat dari kelompok sektor, maka kontributor terbesar PDRB Tapanuli Utara adalah sektor primer, disusul sekunder serta tersier yang angka-angkanya tak perlusaya tuliskan disini karena bikin pening dan oyong saja. Sektor primer adalah produksi yang diperoleh secara langsung, seperti segala macam hasil bumi yangada ( mau tahu apa saja lihat  dancermati di Tapanuli Utara Dalam Angka yang dipublikasi  BPS) Sektor sekunder adalah proses pengolahan bahan baku primer (saos tomat, tepung cabai, bubuk andaliman, ekstrak tiung , bubuk kopi dan sebagainya), sedangkan sektor tersier adalah jasa-jasa perdagangan (toke cabai, tengkulak hasil bumi umumnya)

Dominasi sektor primer ini yang hanya meneghasilkan bahan baku, sekaligus menunjukkan bahwa  struktur ekonomi Tapanuli Utara belum dapat digolongkan sebagai ekonomi produktif. Sebuah struktur ekonomi yang tidak memberi  nilai tambah. Karena bertumpu pada kegiatan produksi saja, tentu tak menegherankan jika pertumbuhan ekonomi daerah ini menjadi lamban yang mau tidak mau menjadikan anak negerinya tetap diselumuti kemiskinan yang papa.

Lantas, bagaimana agar anak negeri Tapanuli Utara bisa menghindar dari kemiskinan yang papa dan menggenaskan itu ?  Sudah barang tentu, para ekonom kita punya kiat masing-masing  yang dapat dilakukan untuk membebaskan anak negeri Tapanuli Utara dari belenggu kemiskinan itu. Apalagi, Tapanuli Utara sesungguhnya memiliki  putra-putri yang cerdas bahkan cemerlang di tano parserakaan. Inilah yang saya kira perlu dirangkul Nikson – Mauliate untuk bersama-sama mensejahterakan anak negeri yang mereka pimpin sekarang.

Lantas, sebagaisalah seorang yang mencintai Tapanuli Utara karena leluhur saya berasal dari daerah ini bahkan pun saya pernah tingal di sini antara  1974 – 1976 dan 1984 – 1986,  saya ingin mengajak semua anak neger iuntuk  hidup sejahtera. Dan hidup sejahtera cuma bisa dicapai dengan kreatifivitas  serta produktivitas. Semakin kreatif dan produkti fsebuah masyarakat, semakin sejahteralah mereka. 

Mengutip pendapat para pemikir-pemikir pembangunan, kreatifitas dan produktivitas muncul dari sebuah paradigma ide teologis tentang kreasi dan produksi, dan hal ini tidaksulit untuk diterapkan di Tapanuli Utara mengingat hampir 100 persen anak negerinya merupakan penganut Kristen.
Bagi OrangKristen, ide teologis  ini adalah dasar rasionalisasi dan modernisasi. Manusia adalah co-creator, rekan sekerja Allah yang diberi mandat memelihara seluruh ciptaan (kreatifitas) dan menghasilkan (produktifitas) apa yang diperlukan untuk kesejahteraan hidupnya beserta manusia di sekelilingnya. Orang Kristen terpanggil untuk mengusahakan kesejahteraan.

Paradigma ideteologis selanjutnya adalah membentuk karakter dan etos kerja. Dua hal ini merupakan syarat rasionalisasi usaha-usaha ekonomi yang kreatif dan produktif pula. Modernisasi yang dimulai di Eropah dan mencapai puncaknya di Amerika tidak akan menjadi keniscayaan seandainya mereka tidak memiliki rasionalisasi atas idiologi, karakter dan etos kerja Alkitabiah mengenai penciptaan dan pemeliharaan. Kajian sosiolog Max Weber mengenai etika Protestanisme dan semangat kapitalis jelas menunjukkan kaitan erat antara iman dengan etos  kerja yang menjadi dasar terbentuknya kapitalisme modren di Eropah dan Amerika. Jadi membangun sebuah masyarakat yang sejahtera  harus dibarengi dengan pembentukan karakter dan etos kerja yang mendukungnya.

Dalam hal inilah saya berpendapat, Nikson – Mauliate harus memimpin Tapanuli Utrara dengan tujuan untuk mensejahterakan anak negerinya. Segala macam bentuk pembangunan itu penting dan berguna, tapi sepertinya dikedepankan dahulu pembangunan seperti yang saya paparkan diatas. Untuk itulah agaknya pula, Nikson – Mauliate perlu mendatangkan mereka yang populer sebagai motivator sekaliber Jansen Sinamo atau Saut Sitompul. Boleh juga, dengan mendatangkan putra-putri TapanuliUtara dari tano parserakan untuk bersama-sama mensejahterakan anak negeri,semisal Nelson Sitompul dan kawan-kawan.

Merdeka !. Sejahteralah tanah leluhurku Tapanuli Utara !

25 Mei 2014,
Ramlo R Hutabarat
_____________________________________________________________________________________
Share on Google Plus

About chompey

If you need me to solve your problem, just call me... at chompey@ymail.com

0 komentar:

Ads Inside Post