Catatan : Sortaman Saragih, ke Senayan untuk Desa dan Petani

Oleh : Ramlo Hutabarat

Seseorang  yang  berambisi untuk memasuki dunia politik,  seharusnya sudah mapan secara ekonomi kata Dr Sortaman Saragih, seorang  pengusaha, dokter,  pendidik, dan penulis buku. Sebab, katanya,berpolitik itu tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dan karena  itu, manalah mungkin seorang politisi  yang secara ekonomi masih morat-marit bisa mensejahterakan rakyatnya, katanya lagi.
“Politisi yang belum mapan secara ekonomi, hanya akan menjadi perusak perpolitikan bangsa. Bungkusnya menolong rakyat, tetapi isinyaj ustru menodong rakyat”, ujarnya dalam suatu perbincangan di suatu siang di Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun belum lama ini.
Bagi laki-laki kelahiran Nagori Purba Tongah, Kecamatan Purba 27 Oktober 1967 ini, menjadi politisi memang sudah menjadi harapan dan cita-citanya sejak muda. Karena itulah dia begitu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, dia mencoba dan terusmencoba untuk bekerja keras dan berhemat. Berawal dengan menjadi dokter PTT di Puskesmas Muaragembong, Bekasi,  dia pun membuka praktek di Depok, Jawa Barat. Di bawah bendera  Klinik Citama yang didirikannya di sana,setiap harinya berduyun  anggota masyarakat mendatanginya untuk berobat.
“Tak kurang, rata-rata setiap harinya ada 200-an pasien. Dan karena itu saya tertantang untuk memberanikan diri berhenti sebagai dokter pemerintah dan berusaha sendiri”, katanya sambil mencoba mengenang  masa lalunya.
Sortaman memicngkan matanya beberapa  detik, seperti bertamasya ke masa lalunya yang sudah lama berlalu.  Ketika mengawali usahanya membuka Klinik Citama dulu katanya,  prinsip yang tertanam di hatinya adalah mengutamakan pelayanan terhadap para pasiennya dan cuma menomorduakan soal biaya.  Pasien ditangani secara cepat dantepat terlebih dahulu, sedang urusan biaya justru dibelakangkan. Tapi malah dia merasakan justru disitulah rahasia mengapa klinik yang dibuka dan dipimpinnya berkembang pesat. Dan dari usaha klinik inilah dia bisa  membiayai pendidikannya selanjutnya di bidang pengelolaan bisnis (entrepreneurship) di Purdue University, Amerika Serikat.
Dari membuka sebuah Klinik Citama, akhirnya laki-laki putra St Bosi Haifan Saragih Simarmata/ Lukertina Boru Silalahi pasangan suami istriyang petani sangat sederhana di Purba Tongah ini berhasil mendirikan beberapa klinik lainnya dengan beberapa Rumah Sakit Bersalin.  Selanjutnya, suami drg Risma Sitorus ini pun mendirikan sebuah  Akademi Kebidanan Citama,dan Rumah Sakit Citama , yang sekarang berkembang  menjadi salah sebuah rumah sakit favorit diDepok, Jawa Barat.
Sahabat dan teman dekat Dr Reinhart  Silalahi, pendiri serta pemilik BT/ BS MEDICAyang kesohor ini pun memang sangat cerdas bahkan brilian. Para alumni Akademi Kebidanan Citama terbaik direkrutnya sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Citama miliknya. Karena itu tak heran mengapa pelayanan di rumah sakit yang didirikannya tadi menjadi prima serta disenangi masyarakat dari berbagaikalangan dan lapisan.  Dan ketika tahun-tahun berlalu, rumah sakit itu pun berkembang pesat yang menjadikannya sebagai laki-laki yang sangat mapan secara ekonomi.
Dalam situasi yang begitu, alumni SMA Budi Mulia Pematangsiantar itu pun tidak ingin maju dan berkembang sendirian.  Masa lalunya ketika menjalani pendidikan mulai dari SD dan SMP di kampungnya di Tigarunggu, hingga ke SMA dan di Universitas Sumatera Utara yang penuh keterbatasan masih selalu terbayang dan terngiang.  Atas dasar itulah akhirnya setiap tahun dia memberikan beasiswa bagi sepuluh remaja putrid yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Citama.
“Sudah ada sekira 50-an mahasiswi yang saya biayai untukmelanjutkan pendidikannya. Sebahagian mereka sudah menyelesaikan pendidikannya dan bekerja sebagai bidan, sebahagian lagi sekarang masih dalam perkuliahan”,katanya sambil mencoba menghitung-hitung.
Barangkali karena berasal dari desa dan hidup dengan serba keterbatasan sebagai anak seorang petani, Sortaman memang sangat peduli dan penuh perhatian terhadap masyarakat pedesaan terutama kaum petaninya. Di tengah kesibukannya memimpin dan mengelola usahanya, laki-laki ini selalu menyempatkan diri mudik ke kampung halamannya di Siantar dan Simalungun. Ragam aktifitas yang dilakukannya di negeri yang sangat dicintainya ini, mulai dari kegiatan sosial, budaya mau pun kerohanian. Dan di sela-sela itulah dia mencermati peri kehidupan desa dengan petaninya yang sesungguhnya masih membutuhkan perhatian yang cukup serius.
Hati Sortaman selalu menjerit  pilu ketika orang-orang pemerintahan masih belum juga sadar diri untuk bekerja dengan itikad baik mensejahterakan anaknegeri. Sektor pendidikan, kesehatan serta pertanian yang sesungguhnya amat dibutuhkan anak negeri, masih saja diabaikan dan masih kurang diperhatikan dengan sungguh-sungguh.  Termasuk harga-harga hasil bumi yang diproduksi petani, tidak ditentukan harganya oleh petani itu sendiri tapi sebaliknya justru ditentukan harganya oleh si pembeli. Dan semua ini sampai sekarang tidak mendapat perhatian orang-orang pemerintahan yang seharusnya berkewajiban untuk menolong dan membantu rakyatnya.
Dia tahu persis bagaimana orang-orang pemerintahan sampai sekarang tidak menggunakan jabatan yang diembannya untuk mensejahterakan anak negeri. Tapi malah dimanfaatkan mereka untuk menyengsarakan rakyatnya.  Orang-orang yang berkuasa di pemerintahan,menurut dia tidak pernah berupaya mensejahterakan rakyat, tapi justru terus  menerus berupaya mensejahterakan dirinya dari rakyat. Apalagi para petani yang terus  menerus tertekan dalam kehidupannya.  Ketika harga-harga hasil bumi bergerak naik,orang-orang pemerintahan berupaya menurunkan harga atau malah membeli barang impor untuk menekan harga yang melonjak.
“Tetapi kalau anggaran Negara menjadi berkurang karena banyak yang dikorupsikan, pemerintah buru-buru menaikkan harga BBM”, katanya dan menambahkan anak negeri selalu saja berada di pihak yang tertindas.
Kondisi bangsa ini sekarang dalam keadaan terpuruk, dan sangat buruk sekali kata Sortaman. Secara ekonomi anak negeri masih saja hidup dengan situasi yang morat marit, dan pemerintah tetap saja membiarkannya tanpa usaha perbaikan.  Oknum-oknum penguasa memanfaatkan jabatannya sebagai sebuah kesempatan untuk memperkaya diri sendiri, dan bahkan dengan sengaja membiarkan kemiskinan serta kebodohan menyelimuti anak negeri. Bahkan pula, orang-orang pemerintahan , katanya,membiarkan konflik horizontal terjadi di tengah masyarakat sehingga ada proyek pemerintah untuk mengurusi konflik dan tidak lagi menciptakan kesejahteraan rakyat.
“Kualitas pendidikan yang sangat rendah, penegakan hukum, ekonomi yang buruk, serta keamanan yang tidak menguntungkan, masih memerlukan perhatian yang serius”, katanya.
Hal itu semualah yang mendorong Sortaman untuk terjun secaral angsung dalam bidang politik. Bersama partainya, GERINDRA, mereka berniat  dengan hati yang tulus untuk memperbaiki keadaan yang sudah begitu runyam. Politik baginya adalah bakti untuk memperjuangkan kesejahteraan orang banyak. Karena itulah memang, tidak logis seseorang  terjun ke politik jika dirinya sendiri belum dapat disejahterakan.
Alasannya memilih GERINDRA sebenarnya sangat sederhana.  Partai yang dipimpin Prabowo ini memiliki program  yang  terfokus kepada masyarakat desa dan petani.  Dan sebagai putra seorang petani, Sortaman memang sangat berpihak kepada kaum petani yang banyak sekali bermukim di desa-desa di tanah air.Sementara niatnya untuk membela sekaligus berjuang untuk petani itu mendapat dukungan penuh dari Prof  BungaranSaragih, mantan Menteri Pertanian RI di era kepemimpinan Megawati sebagai Presiden Republik Indonesia.
Maka Sortaman Saragih pun akhirnya ditetapkan sebagai calon Anggota DPR-RI dari Partai GERINDRA untuk Daerah Pemilihan Sumatera Utara III dengan nomor urut lima. Daerah itu meliput iKabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Simalungun, Kota Pematangsiantar, Kabupaten Batubara,Kabupaten Asahan, serta Kota Tanjungbalai. Dia memang layak dan pantas untuk dipilih agar duduk di DPR-RI mewakili anak negeri di daerah-daerah ini, yang sememang didominasi oleh orang-orang desa yang umumnya hidup dari sektorpertanian.



Siantar Estate, 8 Januari 2014
Ramlo R Hutabarat
0813 6170 6993
_____________________________________________________________________________________

Share on Google Plus

About chompey

If you need me to solve your problem, just call me... at chompey@ymail.com

0 komentar:

Ads Inside Post