Produksi Listrik 330 MW : SOL DIHARAPKAN ATASI KEBUTUHAN LISTRIK

Produksi Listrik 330 MW :
SOL DIHARAPKAN ATASI  KEBUTUHAN LISTRIK 

Tarutung (DN/KM/PN)
Peningkatan dan perkembangan kebutuhan masyarakat dewasa ini mau tidak mau ikut mempengaruhi kebutuhan listrik yang sangat besar. Berbagai pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan – terutama di bidang IT - “terpaksa” menyedot kebutuhan akan listrik melebihi ketersediaan pasokan listrik yang ada. Akibatnya, krisis listrik pun tidak dapat dihindarkan.
Untuk mengatasi krisis listrik sebagai konsekuensi perkembangan masyarakat tersebut, berbagai upaya dari pihak-pihak terkait tetap terus dilakukan, misalnya dengan mencarikan energi alternatif untuk menghasilkan listrik, seperti tenaga surya, tenaga mikro hidro, tenaga biogas, dan tidak ketinggalan tenaga panas bumi.
Salah satu upaya untuk mengatasi krisis listrik tersebut adalah dengan mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang saat ini sedang dibangun oleh SOL, yang merupakan konsorsium dari 4 perusahaan berpengalaman dibidang kelistrikan. Adapun listrik yang akan di produksi tersebut akan dijual kepada PT. PLN. Hal ini tertuang dalam penandatanganan amandemen kedua energy sales contract antara PT PLN (Persero) dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan konsorsium Medco-Ormat-Itochu-Kyushu. Perjanjian jual beli tenaga listrik ini ditandatangani oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji bersama Direktur Utama PGE, Muhammad Husen, President Director Medco Geopower Sarulla, Noor Wahyu Hidayat, Direktur Orsarulla Inc. (Ormat), Ammon Gabbay, Direktur Sarulla Power Asset Ltd. (Itochu), Takae Shinohara, Direktur Kyuden Sarulla PTE. Ltd. (Kyushu), Takashi Tajiri, Direktur Sarulla Operations Ltd. (Sol), Takao Shinohara Kamis, 4 April 2013 di PLN Kantor Pusat, Jakarta. Listrik yang dihasilkan PLTP Sarulla akan dibeli PLN dengan harga rata-rata 6,79 cent US$/kWh.
Proyek PLTP Sarulla 330 MW berlokasi di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panasbumi Sarulla milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Bertindak selaku kontraktor dari PT PGE adalah Konsorsium Medco-Ormat-Itochu-Kyushu (Konsorsium), yang sekaligus akan membangun dan mengoperasikan pembangkit PLTP ini. Lingkup pekerjaan yang akan dilakukan Konsorsium adalah pembangunan pembangkit PLTP di 2 lokasi yaitu Silangkitang (220 MW) dan Namora (110 MW), serta transmisi 150 kV sepanjang ± 15 kmr dari kedua lokasi pembangkit PLTP sampai ke GI Sarulla milik PLN. Pembangunan PLTP Sarulla akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama akan beroperasi tahun 2016, tahap kedua beroperasi tahun 2017 dan tahap ketiga beroperasi 2018.
Nur Pamudji menyambut gembira kesepakatan ini. “Proyek ini telah disiapkan sejak 1993 dan akan mulai beroperasi tahun 2016. PLN sangat mengharapkan pembangunan PLTP ini segera direalisasikan sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan” kata Nur.
Proyek PLTP Sarulla 330 MW masuk dalam daftar proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 tahun 2010 jo Permen ESDM 01 tahun 2012 dimana PLN mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2010. Oleh karena itu pemerintah melalui Menteri Keuangan akan memberikan Jaminan Kelayakan Usaha terhadap proyek ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139 Tahun 2011
“Saat ini PLTPB Sarulla telah menyelesaikan sekitar 60% pembangunan infrastruktur perusahaan”, ujar Industan Sitompul, Humas SOL. “Sehingga, target yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar dapat beroperasi di Tahun 2016 kemungkinan besar akan tercapai”, ujarnya kepada wartawan dalam jumpa pers (29/01). “Kami juga telah menyelesaikan beberapa pengujian sumur produksi dengan baik walaupun sempat ada komplain dari masyarakat setempat”, lanjut dia. Namun, akhirnya masyarakat dapat memahami hal tersebut. Lebih lanjut, Industan juga mengatakan bahwa akan ada pengujian sumur produksi lanjutan di lokasi terpisah yang dilaksanakan pada tanggal 30 Januari. Untuk itu, Industan mengharapkan kerjasama dari stake holder terkait untuk pengujian ini. “Kami telah melayangkan surat pemberitahuan kepada Pemerintah setempat, para tokoh masyarakat, dan seluruh elemen terkait”, imbuh Industan di ruang kerjanya.
Menyambut kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Luat Pahae, berbagai elemen masyarakat memberikan apresiasi positif. “Kebutuhan akan energi listrik dewasa ini makin meningkat, oleh karena itu, kami menyambut baik kehadiran Sarulla Operation Limited ini”, ujar Supratman Sitompul, tokoh masyarakat Pangaloan - Pahae Jae yang juga dibenarkan oleh Tambok Sitompul, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pahae Jae. “Selain berdampak luas untuk kebutuhan energi listrik kedepan, SOL juga telah mengubah perekonomian masyarakat sekitar menjadi lebih baik”, ujar Tambok yang dikonfirmasi secara terpisah. Tambok juga menghimbau agar masyarakat sekitar lebih pro aktif dalam mendukung kehadiran Perusahaan Listrik yang merupakan salah satu perusahaan listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia ini. (Laporan JPM, Foto : Delon, Editor Choms)
Share on Google Plus

About chompey

If you need me to solve your problem, just call me... at chompey@ymail.com

0 komentar:

Ads Inside Post