Bidan Desa resahkan masyarakat Purbatua
Purbatua (Tapanuli News),
Oknum Bidan Desa LD yang bertugas di Desa Siduabahal Kecamatan Purbatua sangat meresahkan masyarakat. Demikian tutur NS, warga setempat. Pasalnya, Bidan Desa yang berstatus PTT ini “ada main” dengan seorang pemuda desa yang berinisial MS. Menurut penuturan SS, tetangga Bidan Desa tersebut, MS sering menginap tidur satu kamar dirumah LD dan bahkan sering mandi bersama. SS mengaku bahwa sebelumnya LD sering mengajak SS menginap dirumah LD untuk menemaninya tidur. Maklum, sebagai seorang tenaga medis yang ditempatkan di daerah terpencil, dia masih takut dan enggan tidur sendiri.
Namun, kisah LD berubah drastis ketika ia mulai berkenalan dengan MS. Disinilah masyarakat mulai merasa kecewa terhadap oknum pelayan kesehatan ini. LD dan MS sering tidur bersama dalam satu kamar dirumah LD yang juga adalah posyandu. Dan bahkan SS yang semula diharapkan kehadirannya menemani LD tidur akhirnya mulai dirasa “mengganggu”. Akhirnya SS merasa ia sudah tidak lagi dibutuhkan. Masyarakat sudah sering menegur kedua insan ini secara kekeluargaan namun tidak diindahkan.
Lebih lanjut SS mengatakan bahwa belakangan LD dan MS terlibat cekcok. Sesuai dengan investigasi Tapanuli News terhadap MS, diketahui bahwa MS cemburu terhadap LD yang sering berkomunikasi dengan seseorang via telepon seluler dengan sebutan “sayang” ditambah lagi LD sering bepergian keluar daerah selama berminggu-minggu dan jarang melaksanakan tugas yang diembannya sebagai bidan desa.
Kealpaan Sang BINDES ini mau tidak mau menyebabkan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya ini menjadi terganggu. Menurut keterangan SS, beberapa pasien yang ingin berobat menjadi terkendala. RP (1,5thn), AS (4thn), FS (2,5thn), IS (2thn), dan US (10bln) yang terkena campak tidak mendapatkan pertolongan medis secepatnya dan akhirnya orangtua mereka membawa mereka berobat ke puskesmas dan bidan lain yang jaraknya lumayan jauh dari desa mereka dan ditempuh dengan berjalan kaki.
Lain lagi dengan nasib yang dialami oleh HN (28thn) yang akhirnya memilih menjalani rawat inap di RSUD Tarutung karena sulitnya mendapatkan pelayanan di Desanya. Menurut MSj, suami dari HN, sudah hampir sebulan isterinya menderita penyakit yang belakangan diketahui asam lambung. “Saya sudah berkali-kali mencoba menghubungi LD melalui telepon selularnya namun tidak pernah aktif. Bidan Desa lain juga tidak ada yang mau dipanggil dengan alasan sibuk”, ujarnya ketika dihubungi oleh Tapanuli News baru-baru ini. Ketika LD muncul, Msj terlihat tersenyum karena tidak lama lagi isterinya tercinta akan mendapatkan perawatan medis yang layak. Namun betapa kecewanya MSj ketika akhirnya ia hanya bisa menyaksikan BINDES tersebut mengangkati barang-barangnya berhubung karena SK pindahnya telah keluar.
Sadar akan penantiannya untuk mendapatkan perawatan medis buat isterinya tidak berhasil, ia memutuskan untuk membawa isterinya berobat ke Puskesmas yang berjarak kurang lebih 10km. Namun, untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif, Dokter Puskesmas menyarankan agar MSj membawa isterinya menjalani perawatan di RSUD Tarutung.
Ketika dikonfirmasi, pihak Puskesmas Kecamatan Purbatua mengakui bahwa LD telah pindah secara resmi dan membenarkan bahwa HN yang didampingi suaminya telah berobat di Puskesmas tersebut.
Namun setelah medical check up ke RSUD Tarutung, HN akhirnya dibawa berobat oleh suaminya ke RS HKBP Balige untuk mendapatkan perawatan intensif. Ketika dikonfirmasi kepada suami HN beliau mengatakan bahwa saya tidak rela isteri saya meninggal karena perawatan yang tidak becus, ujarnya. Kemudian oleh tim dokter yang bertugas di RS HKBP Balige HN di bawa ke Laboratorium dan dinyatakan positif terkena penyakit berbahaya. Dan dirujuk penanganannya ke HKBP melalui komite dengan kerja sama ke RSU Pirngadi Medan. Kepada wartawan MSj mengatakan seandainya bidan desa cabul tersebut berada disana, mungkin isteri saya sudah mendapatkan pertolongan secepatnya. (Chom’s)
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar