Duet Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir : Masyarakat harapkan Tapanuli Utara diperbaiki dari segala lini

Duet Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir :

Masyarakat harapkan Tapanuli Utara diperbaiki dari segala lini


Tarutung ()

Bupati/Wakil Bupati Tapanuli Utara (2014-2019)
Drs. Nikson Nababan/Mauliate Simorangkir, MSi
Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara terpilih, Drs. Nikson Nababan dan Mauliate Simorangkir, M.Si diharapkan dapat mewujudkan perubahan Tapanuli Utara ke arah yang lebih baik. Harapan itu disampaikan oleh sebagian besar masyarakat Tapanuli Utara melalui Pesta Demokrasi Pemilihan Kepada Daerah beberapa waktu yang lalu, dimana pasangan Nikson Mauliate unggul 5,3% dari rivalnya. Bupati dan Wakil Bupati yang akan memimpin Taput 5 Tahun kedepan ini, direncanakan akan memulai tugas-tugasnya terhitung mulai tanggal 8 April 2014 seiring dengan berakhirnya masa tugas Bupati Tapanuli Utara, Torang Lumbantobing.

"Masih banyak tugas-tugas terdahulu yang belum selesai, terutama di sektor pendidikan", ujar Nikson ketika mendaftar ke KPU dalam pencalonannya sebagai kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Taput periode 2013-2014. Masih dalam kegiatan tersebut, Nikson juga mengatakan bahwa dengan memperbaiki sumber daya manusia, maka apapun program yang akan kita canangkan, pasti semuanya akan dapat diselesaikan dengan baik.

Menyikapi kemenangan Nikson Mauliate, Chompey Sibarani, Koordinator TKSK Tapanuli Utara mengatakan bahwa masyarakat Tapanuli Utara lah yang menghantarkan Nikson Mauliate sebagai pemimpin di Kabupaten Tapanuli Utara ini, oleh karena itu Chompey berharap agar Nikson Mauliate lebih berpihak kepada kepentingan masyarakat umum dibanding kepada para Tim Suksesnya yang sudah bersusah payah mensosialisasikan Nikson Mauliate kepada masyarakat. "Saya atas nama mitra sosial masyarakat, menyampaikan dengan hormat kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih agar lebih mengutamakan kepentingan masyarakat Tapanuli Utara secara umum, bukan kepada sekelompok orang", ujarnya kepada wartawan disela-sela rutinitasnya selaku pendidik di SMA HKBP 2 Tarutung. Chompey juga berharap kepada berbagai elemen masyarakat agar melupakan segala bentuk pengkotak-kotakan yang sebelumnya sempat terjadi akibat Pilkada, dan mendukung penuh pemerintahan daerah yang akan dibentuk oleh Nikson Mauliate. "Mari kita dukung pemerintahan yang akan terbentuk, kita sampaikan saran, dan bahkan kritik dengan santun", ujar Chompey.

Harapan untuk Tapanuli Utara lebih baik itu juga disampaikan oleh Simanungkalit, seorang supir angkot dengan trayek Tarutung-Balige. "Saya sangat bersyukur atas kemenangan Nikson Mauliate", ujarnya diatas mobil bututnya. "Saya berharap, agar trayek-trayek angkutan umum ditertibkan. Kami sangat resah dengan angkutan pribadi yang membawa penumpang, dan juga mobil penumpang trayek panjang yang mengangkut penumpang trayek pendek", katanya dengan penuh harap. "Kami juga manusia, butuh biaya untuk hidup dan melanjutkan hidup sebagaimana adanya", lanjut Simanungkalit. "Belum lagi para petugas DLLAJ dan Polantas yang sering tutup mata akan mobil penumpang berplat hitam", sambungnya. Simanungkalit juga mengesalkan tindakan para oknum DLLAJ yang sering mengadakan pungli tanpa menyerahkan kupon pembayarannya. Dari sekitar 20 mobil, kupon yang diserahkan itu paling hanya 5 lbr, padahal itukan masuk ke kas daerah", lanjutnya. "Kedepan, kami mengharapkan Nikson Mauliate mencarikan solusi untuk mengganti mobil kami yang sudah tidak layak jalan, mungkin dengan kredit ringan", ujarnya sambil berlalu karena mengejar setoran.

Lain lagi dengan harapan seorang PNS berinisial TH yang mengaku memilih Nikson Mauliate karena tertarik dengan program lelang jabatan yang menjadi prioritasnya ketika kampanye. "Saya melihat, penempatan aparatur sipil di daerah ini tidak sesuai dengan prinsip the right man on the right place (orang yang tepat pada tempat yang tepat, red)", ujarnya kepada wartawan. "Seorang guru SD bisa menjadi camat, dan bahkan menjadi kepala dinas, sementara lulusan yang dipersiapkan untuk jabatan-jabatan tersebut seakan diabaikan", lanjutnya. TH berharap, Nikson Mauliate dapat merealisasikan program tersebut dalam waktu dekat, sehingga diharapkan PNS termotivasi untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik.

Hal senada juga dikatakan oleh Alain Delon Simanungkalit, Ketua Forkorindo Kabupaten Tapanuli Utara. Banyak proyek-proyek fiktif dan proyek-proyek yang tidak tepat sasaran selama ini di Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara. Dan bahkan, banyak proyek yang dilaksanakan oleh para anggota dewan. "Mereka hanya menompang nama, tetapi sesungguhnya para anggota dewan tersebutlah yang melaksanakan", ucap Delon dengan nada kesal. "Fee proyek yang dipotong oleh para pejabat mencapai kisaran 10-20% dari total dana yang telah dianggarkan, sementara 15% dari total dana itu harus masuk kembali ke Kas Negara dalam bentuk pajak. Belum lagi setoran "siluman" dan setoran tidak resmi lainnya yang besarannya mencapai 10% dan terakhir "uang kantong" untuk pengelola proyek yang hampir mencapai sekitar 5%. sehingga total potongan seluruhnya mencapai 50%. Nah, darimana jalannya proyek tersebut sesuai dengan bestek yang diharapkan?", ujar Delon.

Masih banyak lagi beban yang harus dipikul oleh Nikson Mauliate. Mulai dari Bidang Pendidikan yang jauh dari sempurna, kutipan-kutipan liar dengan dalih uang lelah. Sektor kesehatan yang masih belum sempurna akibat Penerima Bantuan Iuran BPJS yang tidak sesuai peruntukannya, Raskin yang tidak tepat sasaran, dana BOS yang disalah gunakan, pembalakan liar sehingga menyebabkan kegundulan hutan, dan lain sebagainya.

Kedepan, Delon berharap, semua ini bisa diselesaikan dengan baik oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Berat memang, namun saya harap, Nikson Mauliate tidak mengecewakan masyarakat Tapanuli Utara" ujar Delon menutup pembicaraan. (TIM)
Share on Google Plus

About chompey

If you need me to solve your problem, just call me... at chompey@ymail.com

0 komentar:

Ads Inside Post