Seputar pembuatan bronjong di Sungai Aek Situmandi
Desa Siraja Hutagalung Tapanuli Utara:
Proyek pembuatan bronjong sepanjang tepian sungaiAek Situmandi di Desa Siraja Hutagalung Kecamatan Siatas Barita yang bersumber dari dana APBD Propinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2008 dinilai dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai dengan SNI 03-0090-1999 yang memuat standarisasi bronjong kawat. Pelaksana proyekpun tidak jelas sebab tidak ada pamphlet ataupun plang pengumuman nama proyek sehingga masyarakat bertanya-tanya, ini proyek apa dan untuk apa.
Seperti halnya penuturan Suasa Hutagalung, tokoh masyarakat setempat yang keberatan dengan adanya proyek tersebut. “Kami merasa dirugikan oleh proyek tersebut, sebab tanah kami juga ikut diserobot”, ujarnya ketika dihubungi SKPK dirumahnya. “Kami kira pembuatan bronjong tersebut bisa membantu, tapi akhirnya tanah kami yang dikeruk untuk tempat penanaman bronjong, sehingga sungai bertambah lebar sampai dengan 2 meter”, ujarnya menambahkan. Suasa juga menyebutkan bahwa pembuatan bronjong tidak sesuai dengan standarisasi yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian yaitu SNI 03-0090-1999 tentang bronjong kawat.
Proyek yang dinaungi oleh UPT Pengairan Sibolga ini akhirnya menyisakan luka di hati masyarakat. “Sudah tanah kami di serobot, bronjongnya juga tidak becus, sungai malah semakin lebar”, ujar Serly gadis desa yang kebetulan melintas dilokasi tersebut. Serly juga menimpali bahwa bronjong ditanam tidak sampai kedasar, yang akhirnya tanah sekitar beronjong ikut ambruk terbawa arus bawah sungai. Hal ini dibenarkan oleh Benget Lambas Hutagalung, Kepala Desa Siraja Hutagalung Kecamatan Siatas Barita ketika dimintai keterangannya akan masalah ini.
Lambas menambahkan bahwa pada Bulan Juni 2008 yang lalu ada seorang pria mendatangi rumahnya dan mengaku bermarga Panggabean yang mengemukakan bahwa akan dilaksanakan proyek pembuatan bronjong ditepian sungai Aek Situmandi Desa Siraja Hutagalung guna mengantisipasi pengikisan tanah. Sebagai seorang Kepala Desa, beliau hanya bisa mengucapkan terimakasih karena ternyata Pemerintah masih memperdulikan perkembangan desa. Namun, pelaksanaan proyek tersebut tidak diketahui apa sudah selesai atau belum karena si tamu tadi tidak pernah lagi kelihatan dan proyek tersebut nampaknya dikerjakan asal jadi. Lambas juga mengatakanbahwa tanah sekitar bronjong tersebut sudah ambruk terbawa arus bawah air, batu-batu yang diisi kedalam bronjong adalah batu tanah yang mudah hancur, tinggi bronjong yang berada dibawah permukaan jalan raya dan dekatnya dinding bronjong dengan badan jalan dan permukiman penduduk. “Saya rasa ini bukan pengendalian lingkungan lagi, tapi malah lebih mengarah kepada perusakan lingkungan”, ujarnya dengan nada kecewa. “Mungkin supaya ada lagi proyek lanjutan yang bisa dikelola ya?”, imbuhnya.
“Pengawas dari UPT juga pernah mendatangi proyek ini didampingi Pihak PU. Pengairan Taput bermarga Marpaung. Namun entah untuk apa dan mau apa kami tidak tahu, karena sampai saat ini proyek tersebut terbengkalai begitu saja…”, ujarnya menutup pembicaraan.
0 komentar:
Posting Komentar